Pemberian obat maupun suplemen pada anak-anak seharusnya diberikan
bila ada indikasi dan sesuai petunjuk dari tenaga kesehatan. Namun tak
jarang, akibat gencarnya iklan di televisi maupun radio dan media cetak tentang manfaat "
keajaiban" jenis obat tertentu membuat orangtua justru keliru
mengartikan pesan dari iklan tersebut
orangtua
bayi dan anak tidak berpikir panjang apakah memang anaknya benar-benar
memerlukan obat tersebut atau hanya karena tertipu dengan visualisasi
tentang bayi yang sehat, gemuk dan lucu sesuai dengan promosi iklan
produk suplemen maupun obat untuk anak. untuk itu berikut kami sajikan beberapa kesalahan yang lazim dilakukan orang tua dalam memberikan obat pada anaknya.
- Bila bayi atau anak demam segera diberi obat penurun panas.
Sebenarnya, ketika terjadi demam atau naiknya suhu tubuh bayi,
merupakan salah satu tanda/proses tubuh bayi bereaksi terhadap beberapa
hal antara lain:
infeksi ringan, dan tubuh secara alami berusaha melawan kuman. Demam juga menjadi salah satu tanda dehidrasi atau gejala kekurangan cairan pada tubuh dan beberapa penyebab lain.
infeksi ringan, dan tubuh secara alami berusaha melawan kuman. Demam juga menjadi salah satu tanda dehidrasi atau gejala kekurangan cairan pada tubuh dan beberapa penyebab lain.
baca juga :
Tidak perlu buru - buru diberi obat penurun panas. Perhatikan dahulu
penyebabnya. Apakah bayi baru saja mendapat imunisasi? bila sudah ada
pesanan dokter atau bidan maka obat penurun panas boleh diberikan.
Perhatikan bila bayi teraba hangat dan tidak sedang imunisasi, apakah
bayi terlalu rapat diselimuti. Bila iya akibat terlalu rapat selimut,
buka selimutnya dan kenakan baju yang tipis serta berikan minum asi dan
cek ulang suhu tubuhnya setelah beberapa saat dengan menggunakan
termometer.
Bila suhu masih di bawah 38 derajat Celcius, maka
bayi tak perlu obat penurun panas. Cukup kompres air hangat dengan
handuk tipis di sekitar leher dan ketiak, bila suhu cenderung naik 38
derajat, bawa bayi kepada tenaga kesehatan terdekat sambil tetap diberi
ASI.
- Obat untuk bayi diminum oleh ibu karena tak tega anak mimun obat, dengan harapan bayi akan mendapat efek obat melalui ASI.
Pemikiran seperti ini masih kerapkali ditemui bahkan di kota besar
sekalipun. Banyak para ibu yang tidak tega bayinya harus minum obat dan
akhirnya ibu yang mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter anak.
Suatu ketika bayi Ibu " A" mendapat resep dari dokter untuk pengobatan
infeksi pada bayinya. Berhubung setiap kali minum obat bayinya seperti
rasa mau muntah, maka si ibu lalu berinisiatif minum obat tersebut
dengan harapan bahwa bayinya akan mendapat efek kerja obat dari ASI.
Perlu diketahui bahwa dosis obat yang diberikan pada bayi sangat
rendah dibandingkan dengan dosis obat orang dewasa. Dengan perhitungan
miligram per berat badan bayi. Bisa dibayangkan bila obat tersebut yang
minum ibunya, meskipun ada beberapa jenis obat - obat bisa saja
terserap dalam ASI namun tentu saja sudah tidak bisa dijadikan sebagai
cara pengobatan yang sesuai ketentuan. Maka tak heran bila bayi yang
sakit tidak sembuh-sembuh akibat ibu yang mengkonsumsi obat tersebut.
- Ingin anak sehat harus diberi suplemen vitamin.
Pemikiran ini perlu diluruskan kembali. Seorang bayi atau anak yang
sehat tidak memerlukan suplemen apapun untuk menjaga daya tahan
tubuhnya. Terlebih bila kebutuhan ASI dan makanan alami sebagai sumber
vitamin dan mineral sudah cukup terpenuhi. Tambahan suplemen diberikan
dengan pertimbangan ketika seorang anak mengalami kekurangan gisi berat,
sakit dan dalam kondisi pemulihan kesehatan.
- Bila anak tak suka makan sayur dan buah, cukup diganti dengan suplemen yang mengandung vitamin sesuai kandungan yang tertera pada kemasan.
Hal ini
tidak benar. Anak tetap memerlukan asupan makanan alami dari sayuran dan
buah buahan. Kebutuhan serat dan vitamin alami sangat penting bagi
tubuh. Terutama mencegah kanker colon/kanker usus besar. Perlu diingat,
bila anak terlalu banyak diberikan konsumsi suplemen vitamin yang tidak
dapat dikeluarkan dari tubuh bila mengalami kelebihan asupan seperti
vitamin A, D , E dan K. Maka alih alih bahwa vitamin tersebut berguna
bagi tubuh justru dapat menjadi ancaman kesehatan karena mengendap dalam
tubuh, meracuni hati/lever. Obat-obat dan vitamin yang tidak rasional
dan tanpa indikasi medis yang jelas justru membahayakan ginjal bayi dan
anak.mulai sekarang berhati-hatilah terhadap sulemen.
- Pemberian obat untuk anak dengan meminta obat dari tetangga, teman dan tidak perhatikan sisa obat yang sudah kedaluwarsa.
Penyimpanan obat sangat berpengaruh terhadap khasiat dan keamanan obat
bagi bayi atau balita. Salah satu contoh misalnya, jika memiliki anak
demam atau sakit batuk pilek. Anak atau bayi tidak dibawa berobat ke
tenaga kesehatan tetapi menggunakan obat sisa dari simpanan obat milik
tetangganya yang belum lama mengalami sakit yang sama. Dengan harapan
akan mengurangi biaya berobat.
Perlu diperhatikan bahwa setiap
anak memiliki kepekaan dan reaksi alergi yang berbeda satu sama lain.
Hal ini yang perlu diwaspadai. Pernah terjadi dimana anak mengalami
sesak nafas akibat mengkonsumsi obat dari sisa simpanan obat anak lain.
Selain reaksi alergi, penyimpanan obat juga berpengaruh terhadap khasiat
dan keamanan sebuah obat.
Maka, kendati belum kadaluarsa kadang
cara penyimpanan yang tidak tepat akan membuat obat terutama kemasan
cair akan berjamur di tepi botol dan tertelan oleh anak. Selalu
perhatikan betul tehnik penyimpanan pada suhu berapa derajat, dan baca
baik-baik tangggal kedaluwarsa obat. Sebaiknya, pemberian obat pada bayi
dan anak dalam pemantauan tenaga kesehatan.
- Pemberian obat ditunda-tunda karena bayi dan anak sedang tidur.
Cara pemberian obat seperti ini tidak tepat. Dosis obat akan bekerja
sedemikian rupa secara berkesinambungan dengan jarak waktu tertentu.
Bila sudah dijadwalkan sekian jam jarak pemberian obat, maka tetap bayi
atau anak dibangunkan untuk minum obat agar daya kerja obat bekerja
maksimal menyembuhkan penyakit yang dialami anak. Sedapat
mungkin di usia emas masa BALITA anak anak tidak banyak mengkonsumsi
obat-obat kimia dan suplemen, kecuali atas indikasi medis dan sangat
diperlukan.
demikianlah beberapa kesalahan yang lazim saat memeberikan obat pada anak. jangan lupa share bila menurut anda ini berguna bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment