Thursday 19 November 2015

fakta permainan "ciliukba" pada bayi




Apakah anda dan orang-orang disektira anda pernah melakukan permainan “cilukba” pada anak?. Permainan yang sangat trekenal ini hamper di mainkan kepada setiap bayi di Indonesia. Tapi taukah anda? Permainan ini ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia saja. Menurut penelitian, ada banyak Negara yang juga memiliki permaianan yang serupa dengan permainan cilukba tersebut. Permainan di Negara-negara tersebut hanya berbeda kata-kata saja. Namun sama dalam hal teknis permainan. Seorang dewasa akan menutup muka atau bersenbunyi beberapa detik lalu muncul kembali di pandangan bayi.

Dipedesaan afrika selatan misalnya. Seorang ibu tersenyum kepada balitanya. Menutup mata dengan telapak tangnnya lalu mengucapkan “uphi?” (dimana?), setelah tiga detik
ibu berkata “disini!” sambil membuka telapak tangannya. Dan si anak akan terlihat senang. Di Tokyo seorang ibu juga memainkan hal serupa kepada bayinya yang beusia 12 bulan. Dan sang bayi juga menunjukan resepon senang yang sama. Di amerika, seorang anak berusia 15 bulan dengan reflek menutup mukanya dengan tangannya Ketika melihat kakeknya. Hal tersebut mirip dengan yang dilakukan kakeknya terhadapnya beberapa bulan sebelum bertemu kembali. Permainan “cilukba” merupakan permainan yang sangat popular dimanapun. Saat dimana orang dengan permainan ini muncul kembali sangat mengembirakan bagi bayi. Hal ini ditandai gesture dan suar yang intens dari bayi. Kesenangan bayi dari rangsangan sensoris permainan ini di perkuat kekagumannya terhadap wajah dan suara. Terutama suara dari orang dwasa yang tinggi dan khas.

                           baca juga :

Permainan ini berguna untuk beberapa tujuan bagi bayi. Para ahli meyakini permainan ini sangat membantu bayi dalam menguasai rasa cemas ketika seorang ibu menghilang atau taka da disebelahnya. Pakar juga memandang hal ini adalah cara bayi untuk bermain dengan mengembangkan berbagai ide tentang permanensi objek. Hal ni mungkin juga sebuah rutinitas social yang membantu bayi mempelajari aturan dalam perbincangan, seperti berbicara bergantian.  Hal ini sangat baik dalam masa pembelajaran sang bayi.

Seiring dengan berkembangnya kognitif bayi untuk memprediksi yang akan terjadi di masa akan datang, permainan ini menyisipkan dimensi-dimensi baru. Antara usia 3-5 bulan, senyum dan tawa bayi ketika wajah keluar masuk di pandangannya menanndakan ekspektasi yang berkembang pada bayi terhadapa apa yang akan terjadi berikutnya. Pada usia 5-8  bulan, bayi memperlihatkan antisipasi terhadap apa yang akan terjadi. Pada usia 1 tahun, biasanya bayi tidak lagi hanya mengamati permainan, malah akan menginisiasi permainan. Pada fase ini orang dewasalah yang merespon gerakan bayi yang terkadang justru memaksa untuk bermain.

No comments:

Post a Comment