Masa-masa balita adalah masa emas. Dalam masa ini anak
berada pada kondisi yang sangat ideal untuk belajar. Sayangnya banyak orang tua
melewatkan masa emas ini. Merasa bayi belum mampu diajari sesuatu maka orangtua
mengabaikan dalam upaya memaksimalkan intelektualitas anak. Padahal bayi
sekalipun dapat menerima stimulus-stimulus yang berguna baginya. Nah, berikut
beberapa tips yang dapat para orangtua lakukan untuk merangsang intelektualitas
bayi mereka. Tips ini disampaikan oleh Dra.
Lina E. Muksin, M.Psi., Senior
Consultant Propotenzia, Bogor. Berikut tips guna memaksimalkan
intelektualitas bayi anda :
- Berikan stimulus sensorik pada awal bulan (0-6 bulan)
Pada usia awal-awal, bayi sangat mengandalkan panca inderanya. Apa yang
ia sentuh, cium, raba, lihat, dengar sangat berpengaruh terhadap
intelektualitasnya. Karena
dari apa yang ia rasakan tersebut akan menimbulkan
berbagai sensai. Dan memberikan pemahaman pada otaknya. Contoh kecil adalah
usapan handuk setelah mandi. Anak akan merasakan lembutnya handuk dan memahami
apa itu lembut.- Hindari overstimulasi dan suara-suara yang mengganggu.
Meskipun stimulus sangat penting dalam perkembangan bayi, namun hindari
memberikan stimulus yang berlebihan. Layaknya orang dewasa, sesuatu yang datang
bertubi-tubi akan mengganggu proses belajarnya. Sehingga otak tak mampu
mengimbangi stimulus tersebut. Suara yang berisik juga termasuk stimulus yang
berlebihan. Berikan stimulus secara berlahan namun berulang dan konsisten.
- Ciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran.
Lingkungan juga menjadi alat pembelajaran yang baik bagi bayi. Ciptakan
lingkungan sekitar bayi yang penuh dengan stimulus baik. Tak perlu benda mahal,
cukup benda sederhana namun memberikan stimulus pada bayi anada. Contihnya
botol bekas yang di isi beras dan dapat berbunyi akan mnstimulus
pendengarannya, atau kamar yang di warnai dengan aneka warna akan menstimulus
penglihatannya.
- Merespons sinyal yang diberikan bayi.
Respons-respons positif yang diberikan oleh orangtua kepada bayi akan
membuat bayi merasa diperhatikan dan makin menguatkan pemaknaan saat ia
mengonstruksikan pemahaman tentang sesuatu di otaknya. Jadi, ketika bayi
mengeluarkan suara, “aaaaa...” segeralah lakukan kontak mata padanya, sambil menirukan suaranya, “Aaaa....” dengan
tersenyum tentunya. Dan bila bayi tersenyum segera balas.
- Beri kesempatan padanya untuk melakukan perubahan.
Ketika bayi bermain, sodorkan mainan yang memungkinkan ia melakukan
perubahan. amatlah disarankan Mainan yang sesuai dengan usianya (mudah
digenggam) dan aman yang diberikan. Misal, kerincingan warna warni dan bola
kecil yang terbuat dari kain. Kedua mainan itu memungkinkan untuk diangkat dan
diraih bayi karena ringan. Pengalaman saat bayi mampu mendorong, meraih, menggerak-gerakkan
bola/kerincingan itu, akan membangun kepercayaan pada dirinya bahwa ia mampu
melakukan sesuatu.
- bebasan untuk bereksplorasi.
Bayi berada pada masa ingin tahu dan mencoba segala hal. Bebaskan mereka
bereksplorasi sebebas bebasnya. Selama tidak membahayakan dirinya biarkan bayi
mencoba hal-hal baru.
- Jangan alihkan perhatiannya.
Ketika beraktivitas dengan bayi, termasuk sedang bermain, terimalah apa
pun yang menarik bagi bayi pada saat itu. Jangan alihkan perhatian bayi kepada
yang lain, apalagi menghentikan keasyikannya dengan tiba-tiba. Otak bayi
membutuhkan jeda dan waktu untuk mencerna sesuatu. Bila kita tiba-tiba
mengalihkan perhatian bayi, maka akan merusak proses pemahamannya.
- Beri penghargaan.
Bentuk penghargaan bisa dalam kata-kata positif. Saat si kecil berhasil
menggapai mainan yang ada di dekatnya, misal, tersenyumlah padanya, “Wah, Adek
pintar sudah bisa memegang mainan, ya.” Penghargaan seperti ini akan menambah
keyakinan bahwa dirinya mampu.
- Berbicaralah kepada bayi, walau ia belum mengerti.
Bayi membutuhkan interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi itu
antara lain diperoleh bila ayah/ibu rajin bercakap-cakap dengannya. Meski bayi
kelihatannya belum mengerti apa yang dipercakapkan, interaksi ini akan
menstimulasi perkembangan kognitifnya. Jadi, mulai sekarang jangan hanya
membelai atau menggendong saja, ya, tapi “mengobrollah” dengan sang buah hati.
- Bacakan buku cerita atau mendongeng.
Membacakan
cerita/mendongeng dalam suasana hangat dan penuh kasih sayang mampu memberikan
kesan kuat pada memori bayi, baik isi ceritanya maupun warna-warni dan tampilan
gambar pada buku. Bacalah cerita dengan intonasi yang keras dan perlahan.
Aktivitas ini akan mengembangkan keterampilan berbahasanya kelak.
No comments:
Post a Comment