Apakah anda dan orang-orang disektira anda pernah melakukan
permainan “cilukba” pada anak?. Permainan yang sangat trekenal ini hamper di
mainkan kepada setiap bayi di Indonesia. Tapi taukah anda? Permainan ini
ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia saja. Menurut
penelitian, ada banyak Negara yang juga memiliki permaianan yang serupa dengan
permainan cilukba tersebut. Permainan di Negara-negara tersebut hanya berbeda
kata-kata saja. Namun sama dalam hal teknis permainan. Seorang dewasa akan
menutup muka atau bersenbunyi beberapa detik lalu muncul kembali di pandangan
bayi.
Dipedesaan afrika selatan misalnya. Seorang ibu tersenyum
kepada balitanya. Menutup mata dengan telapak tangnnya lalu mengucapkan “uphi?”
(dimana?), setelah tiga detik
ibu berkata “disini!” sambil membuka telapak
tangannya. Dan si anak akan terlihat senang. Di Tokyo seorang ibu juga
memainkan hal serupa kepada bayinya yang beusia 12 bulan. Dan sang bayi juga
menunjukan resepon senang yang sama. Di amerika, seorang anak berusia 15 bulan
dengan reflek menutup mukanya dengan tangannya Ketika melihat kakeknya. Hal
tersebut mirip dengan yang dilakukan kakeknya terhadapnya beberapa bulan
sebelum bertemu kembali. Permainan “cilukba” merupakan permainan yang sangat
popular dimanapun. Saat dimana orang dengan permainan ini muncul kembali sangat
mengembirakan bagi bayi. Hal ini ditandai gesture dan suar yang intens dari
bayi. Kesenangan bayi dari rangsangan sensoris permainan ini di perkuat
kekagumannya terhadap wajah dan suara. Terutama suara dari orang dwasa yang
tinggi dan khas.baca juga :
Permainan ini berguna untuk beberapa tujuan bagi bayi. Para
ahli meyakini permainan ini sangat membantu bayi dalam menguasai rasa cemas
ketika seorang ibu menghilang atau taka da disebelahnya. Pakar juga memandang
hal ini adalah cara bayi untuk bermain dengan mengembangkan berbagai ide
tentang permanensi objek. Hal ni mungkin juga sebuah rutinitas social yang
membantu bayi mempelajari aturan dalam perbincangan, seperti berbicara bergantian. Hal ini sangat baik dalam masa pembelajaran
sang bayi.
Seiring dengan berkembangnya kognitif bayi untuk memprediksi
yang akan terjadi di masa akan datang, permainan ini menyisipkan
dimensi-dimensi baru. Antara usia 3-5 bulan, senyum dan tawa bayi ketika wajah
keluar masuk di pandangannya menanndakan ekspektasi yang berkembang pada bayi
terhadapa apa yang akan terjadi berikutnya. Pada usia 5-8 bulan, bayi memperlihatkan antisipasi
terhadap apa yang akan terjadi. Pada usia 1 tahun, biasanya bayi tidak lagi
hanya mengamati permainan, malah akan menginisiasi permainan. Pada fase ini
orang dewasalah yang merespon gerakan bayi yang terkadang justru memaksa untuk
bermain.
No comments:
Post a Comment